Kamis, 02 Mei 2013

"surat buat engkau disana"

Sengaja kucoretkan sebuah ungkapan jiwa.

Sengaja kuketikkan kata-kata luahan rasa.

Agar engkau tahu betapa besar rasa sayangku untukmu.
Agar engkau tahu betapa besar rasa cintaku kepadamu.
Agar engkau tahu betapa besar ketulusanku ini.
Agar engkau tahu pula aku disini selalu mengharapkan sosokmu .

Menjadi bagian dari hidupku.
Menjadi bagian dari separuh diengku.
Menjadi penopang segala gundah gulanaku.
Menjadi imam dalam keluargaku.
Menjadi bapak dari mujahid mujahidah nanti.

Wahai calon imamku...
Tahukah engkau bahwa aku yang mencintaimu dalam diamku.
Tahukah engkau bahwa aku yang merindui dengan sikapku.
Tahukah engkau bahwa aku yang menyayangimu dengan sifatku.

Aku yang selalu memikirkanmu tanpa henti.
Aku yang selalu menantimu tanpa waktu.
Aku yang selalu ingin berjumpa walau dalam bayang semu.

Calonku yang bertahta dihatiku ...

Engkaulah orang yang pertama dan terakhir dalam hidupku.
Engkaulah orang yang selalu bernaung didalam hatiku.
Engkaulah orang yang mengarahkan jalan dikala kusalah.
Engkaulah orang yang selalu membimbingku disaat hati terasa hampa.
Engkaulah orang yang menjadi Imamku dalam keluarga.
Engkaulah orang yang selalu mendidik kami kejalan-Nya.
Engkaulah orang yang menjadi tumpuan segala masalah.

Untuk itu calonku...

Jangan pernah lelah mendidik kami (istri/anak) agar menjadi yang lebih baik dan paling membahagiakan dalam hidupmu.

Jangan pernah mengeluh disaat ujian dan rintangan datang dalam rumah tangga nanti.

Aku yakin kita mampu menghadapinya dengan kelapangan kita.

Aku berharap jangan pernah berhenti mengingatkan aku.
Agar mampu menjadi istri yang mengabdikan padamu.
Agar mampu menjadi istri shalehah dan menjadi tauladan bagi oranglain.

Jangan pernah berhenti mengingatkan dalam berbuat kesalahan.
Tegurlah dan nasehatilah aku dengan kelemah lembutan yang kau punya.
Agar aku mampu merubah kejelekan dan keburukanku.

Jangan pernah berhenti mengingatkan aku dalam mendidik anak2 kita.
Jika aku telah memarahinya tepuklah pundakku.
Agar aku mampu merubah sikapku dalam mendidik mereka.

Calon imamku ...
Aku tak berharap banyak kepadamu.
Aku tak berharap lebih terhadapamu.
Cukuplah yang ada didirimu sekarang.
Bukan nanti setelah yang ada dirimu .

Ingatlah imamku.
Orang yang paling mulia mengajak makmumnya menuju kejenjang keseriusan yaitu pernikahan.

Tetapi orang yang hinakan dirinya selalu mengajak makmumnya kearah pacaran dengan dalih Ta'arufan.

Jika kau mampu untuk menjalankan sunnah nabi lakukanlah imamku.
Agar tak menjadi fitnah dunia.

Dari makmummu yang merindukan imam.

0 komentar:

Posting Komentar