‘’… bukan lautan tapi kolam susu, kail dan jala cukup tuk menghidupimu…
orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman…”
Sepenggal lirik lagu ciptaan koes ploes tersebut rasanya sudah sangat bisa mewakili apa yang ada di negeri ini. Ya, negeri
dengan 396 suku berada di dalmnya, negeri dimana beragam seni dan
budaya yang memukau lahir, dan negeri dengan tanah yang mampu
menumbuhkan puluhan juta tanaman. Itulah negeriku, INDONESIA
Tidak
cukup rasanya jika harus mendeskripsikan kekayaan negeri ini hanya
dengan 1 lembar kertas. jutaan hektar sawah, kebun, ladang terhampar
luas tersebar berbagai pulau di Indonesia, ratusan juta ikan dan
timbuhan laut hidup dan berkembang di kawasan perairan negeri ini.
Pantaslah jika Negara-negara tetangga iri dengan kekayaan Indonesia.
So… lantas kenapa saat ini kebutuhan pokok saja kita impor??
Pertanyaan
yang mugkin ditanyakan oleh banyak orang di Indonesia, pertanyaan yang
saat ini masih di cari-cari jawabannya oleh orang-orang yang peduli
dengan Indonesia. Saya pribadipun masih mencari-cari apa yang salah dari
bangsa ini, hingga kekayaan alam inipun tak mampu mencukupi kebutuhan
negeri sendiri.
Belakangan
saya tau sedikit alasan mengapa sampai kebutuhan pokok Indonesia saja
sampai impor. Ya Indonesia tak dipungkiri adalah Negara yang sangat
kaya, namun kekayaan itu tidak dibarengi dengan kekayaan intelektual
penduduk negeri ini. Eits saya tidak bilang kalau masyarakat Indonesia
bodoh-bodoh ya, saya sendiripun tidak setuju dengan predikat itu, jutaan
sarjana lulus tiap tahunnya dari berbagai universitas baik dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta di Indonesia.
Kemana kalian wahai pemuda-pemudi terbaik bangsa??
Ribuan
bahkan jutaan intelek muda dengan kecemerlangan otak rasanya sekarang
mulai memadati negeri ini, lulusan-lulusan terbaik menyebar dari sabang
sampai merauke. Namun hanya beberapa persen dari mereka yang mau jadi
pembeda. Sebagian besar dari mereka memilih pekerjaan yang aman dan
nyaman saja, contohnya jadi pegawai negeri, pegawai kantor, ataupun
apalah. Mereka dengan bangga bekerja di dalam ruangan tanpa
panas-panasan dan menerima gaji pasti setiap bulannya. Namun mereka yang
sebagian kecil, mampu menjadi pembeda, mereka yang sebenarnya menjadi
pejuang sejati untuk bangsa ini. Mereka rela hijrah ke daerah-daerah
pelosok, mereka yang mau belajar lebih bagaimana cara memanfaatkan
sumber daya yang ada di negeri ini, mereka yang rela tidak dibayar untuk
memperjuangkan kemakmuran untuk negeri ini. Dan mereka yang akan
membawa negeri ini menuju kemakmuran yang sesungguhnya.
Harapan saya untuk pemuda Indonesia, harapan saya untuk bangsa…
Say
yakin harapan ini bukan harapn saya saja, harapan ini adalah harapan
seluruh rakyat Indonesia. Wahai kalian para pemuda, tengoklah negeri
ini, tengoklah bangsa ini, bangsa ini membutuhkan kalian, bangsa ini
mengharapkan kalian. keluarlah dari titik nyaman kalian wahai para
pemuda, bergerak untuk negeri ini, siapa lagi jika bukan kalian yang
akan mengubah nasib bangsa ini, banggalah jika kalian menjadi pembeda
ubtuk negeri ini, banggalah
“padamu negeri kami berjanji…
… bagimu negeri jiwa raga kamu…”
by: arina nur afifah
0 komentar:
Posting Komentar